Gaji Termahal Ini? Real Madrid Mau Depak Pemain Ini

Gaji Termahal Ini? Real Madrid Mau Depak Pemain Ini
David Alaba tiba di Santiago Bernabéu pada musim panas 2021 melalui transfer bebas dari Bayern Munich. Sejak kedatangannya, bek asal Austria ini langsung menjadi sorotan, tak hanya karena reputasinya sebagai stopper andal, tetapi juga besaran gaji yang diterimanya: €432.000 per pekan (setara sekitar Rp 7,9 miliar), menjadikannya pemain dengan upah tertinggi kedua di skuad Los Blancos, hanya kalah dari Kylian Mbappé yang menerima €600.000 per pekan. Namun, alih-alih memancarkan konsistensi di lapangan, Alaba lebih sering menghiasi ruang perawatan klub.
Sejak resmi berseragam Madrid, Alaba tercatat telah absen lebih dari 100 pertandingan akibat rentetan cedera, mulai dari cedera lutut, cedera hamstring, hingga masalah kram otot. Cedera lutut yang dialami di awal musim 2023/2024 memaksanya menepi berbulan-bulan, memotong momentum adaptasi di LaLiga dan Liga Champions. Dalam tiga musim terakhir, peran Alaba kian terpinggirkan, karena ia hanya mampu tampil sebanyak 116 kali di seluruh kompetisi—angka yang relatif minim dibanding ekspektasi dari pemain sekelasnya IDCWIN88.
Keputusan Kontrak: Penolakan dan Negosiasi
Liga Spanyol musim dingin 2025 sempat diramaikan kabar pemutusan kontrak dini bagi Alaba. Marca mengungkap bahwa manajemen Real Madrid bersedia membayar penuh sisa gaji Alaba hingga akhir musim 2024/2025, hanya untuk membebaskan slot di daftar gaji dan mencari alternatif pemain yang lebih fit. Namun, Alaba menolak tawaran tersebut. Ia menegaskan kesetiaannya kepada El Real dan bersikeras ingin kembali menunjukkan kualitasnya. Kontrak Alaba sejatinya masih berdurasi satu musim lagi hingga Juni 2026, sehingga Madrid tidak bisa begitu saja melepasnya tanpa persetujuan kedua belah pihak.
Penolakan itu kemudian memaksa Madrid menunda rencana untuk memotong beban finansial di bursa transfer musim dingin. Balik modal tampak mustahil, mengingat nilai jual pemain yang kerap cedera tersebut sulit dinaikkan. Alhasil, rencana kompromi pun diambil: menunggu masa depan di musim panas dan berharap Alaba kembali pulih secara fisik.
Xabi Alonso: Penentu Nasib Alaba
Memasuki musim panas 2025, Real Madrid bersiap mengumumkan komposisi staf kepelatihan baru. Nama Xabi Alonso—legenda klub sekaligus pelatih muda yang sedang naik daun—diisukan bakal diundang sebagai calon arsitek tim musim depan. Sumber internal menyatakan, keputusan Xabi akan sangat menentukan nasib Alaba di ibukota Spanyol. Jika Alonso menilai kondisi fisik Alaba masih layak bersaing, pemain 32 tahun itu akan dipertahankan minimal sebagai opsi rotasi. Sebaliknya, jika pelatih yang pernah menukangi Bayer Leverkusen tersebut memandang Alaba terlalu sering cedera, Madrid akan segera membuka negosiasi jual-beli musim panas mendatang.
Alaba, hingga saat ini, disebut tetap berada dalam radar Xabi. Meski begitu, kubu pelatih telah menyiapkan rencana alternatif: mendatangkan bek anyar dengan profil lebih muda, fleksibel, dan adaptif terhadap taktik modern. Situasi ini mengisyaratkan bahwa posisi Alaba sangat rawan.
Peluang Pindah ke Liga Arab Saudi
Bursa transfer musim panas kerap kali menjadi ajang Real Madrid melakukan perombakan skuad. Jika akhirnya Alaba dicoret, tujuan utama yang mengemuka adalah United Arab Emirates (UAE) atau Arab Saudi. Klub-klub kaya di Liga Saudi—seperti Al-Hilal, Al-Nassr, dan Al-Ittihad—terlihat aktif memburu pemain Eropa papan atas, khususnya mereka yang berstatus bebas transfer atau memiliki harga relatif terjangkau.
Pengamatan beberapa agen transfer menyebut, tawaran finansial dari Liga Saudi bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat dari gaji Alaba saat ini, meski performa lapangan dipertanyakan. Bagi Alaba sendiri, opsi ini cukup menarik: paket gaji menggiurkan plus kesempatan bermain di atmosfer kompetitif di Timur Tengah. Secara strategis, transfer ini dapat menjadi solusi win-win: Madrid mengurangi beban gaji, sedangkan Alaba mendapatkan kontrak jangka pendek yang berbayar mahal.
Gaji Termahal Kontribusi Musim Ini: Statistik dan Realita
Musim 2024/2025 menjadi periode paling sulit bagi Alaba sejak bergabung. Ia baru dimainkan tujuh kali di LaLiga—semuanya sebagai starter—namun hanya mencatatkan total 532 menit bermain. Gol dan assist yang diharapkan tidak pernah hadir; kontribusinya lebih banyak berupa rotasi ketika skuad utama absen. Secara total, Alaba hanya membukukan 116 penampilan untuk Madrid di semua ajang sejak 2021, dengan hanya dua gol serta empat assist. Angka tersebut terbilang minim untuk pemain berlabel kelas dunia dengan gaji tertinggi kedua di klub.
Wakil direktur olahraga Madrid pernah menyatakan bahwa kebijakan klub adalah “menghargai profesional yang masih memiliki satu tahun kontrak”, namun juga tidak menutup peluang negosiasi jika ada klub lain tertarik. Dengan situasi cedera yang semakin membelit, rasanya sulit bagi Alaba untuk memaksimalkan musim terakhir kontraknya jika belum ada kejelasan tentang perannya.
Gaji Termahal Proyeksi dan Harapan Penutup
Bagi suporter Los Blancos, perpisahan dengan David Alaba mungkin terasa menyakitkan karena reputasi dan pengalamannya di panggung Eropa. Namun, dinamika sepak bola modern menuntut setiap klub berani mengambil langkah tegas demi menjaga efektivitas anggaran dan kinerja tim. Apabila Xabi Alonso akhirnya tiba di Santiago Bernabéu sebagai pelatih baru, pengumuman terkait masa depan Alaba bisa menjadi berita pertama yang menggetarkan publik.
Sementara itu, Alaba masih memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya di skuad latihan pra-musim mulai Juli 2025, apabila cedera lututnya pulih total. Jika berhasil kembali prima, bukan tidak mungkin Madrid mempertimbangkan kembali untuk mempertahankannya, meski dengan skema kontrak berbeda—lebih berfokus pada bonus performa ketimbang gaji mingguan tinggi. Namun, jika negosiasi transfer ke Liga Arab Saudi berjalan mulus, Alaba dapat melanjutkan kariernya dengan status bintang bayaran tinggi sekaligus mengurangi tekanan cedera yang kerap membelenggu.
Gaji Termahal Kesimpulan
Madrid kini berada di persimpangan jalan: mempertahankan Alaba demi loyalitas dan pengalaman, atau mengambil langkah berani dengan menjual sang bek mahal demi peremajaan skuad dan efisiensi keuangan. Hasil akhir akan sangat tergantung pada keputusan Xabi Alonso dan kondisi fisik Alaba dalam beberapa pekan ke depan. Bagi publik sepak bola, saga ini menjadi refleksi nyata bagaimana besarnya peran manajemen risiko dan visi jangka panjang dalam sebuah klub papan atas.